Laman

Selasa, 29 April 2014

Terima Kasih Pak M


Ilmu itu mahal. Mungkin kalimat itu tidak berlaku bagi sebagian orang yang mau lebih rendah diri, yang mau belajar dari siapa saja.

Pagi ini misalnya, (ketika tulisan dibuat) sungguh saya banyak belajar dari salah satu sahabat, rekan dalam bekerja, meskipun pekerjaannya berbeda dalam satu instansi yang sama. Sebut saja namanya Pak M, dia seorang office boy yang berjiwa besar.


Berawal dari sekedar mengajaknya minum kopi bareng, saya betul-betul bersyukur atas obrolan yang terjadi kemudian. Ada beberapa hal baru yang bisa saya pelajari, meski ada beberapa hal yang sudah saya paham dan ketahui dari lama, selalu menyenangkan rasanya apabila menemukan seseorang dengan visi kehidupan yang sama. Nelayan pasti bisa mengenali sesama nelayan. Dan ketika saling bertemu mereka akan saling memberi trik baru, kabar kencangnya angin dan arus, dsb. tanpa imbalan apapun. Selalu menyenangkan rasanya berbagi dan berteman dalam kesederhanaan.

Dari Pak M saya sadar sesadar-sadarnya, bahwa ternyata orang yang paling miskin di dunia ini adalah orang yang tidak memiliki apa-apa selain UANG, dan orang yang paling kaya di dunia ini adalah mereka yang dekat dengan Allah SWT. Karena Allah berjanji, menjamin akan memberikan semua kebutuhan makhluknya, Allah itu AL-Hafiz, Maha Memelihara. Dan jika kita punya keinginan, kita hanya harus meminta dalam doa, perbaiki niat, temukan alasan yang baik kenapa kita harus menginginkan keinginan kita terwujud, dan tunggulah jika datang waktunya Allah yang Maha Mengabulkan doa-doa pasti akan mengabulkan.

Pak M berbaik hati meminta pendapat mengenai masalahnya kepada saya. Sebetulnya apa yang Pak M tengah alami dengan apa yang saya alami tidak jauh berbeda. Berputar di masalah yang sama tentang membiayai anak sekolah, memenuhi keinginan istri, dan kesulitan menuntun anak istrinya ke pandangan yang sama dengan dirinya. Saya belum menikah, tapi semenjak ayah saya berpulang, saya alhamdulilah mempunyai satu istri (mama saya sendiri) dan satu anak (adik saya tercinta yang saat tulisan ini dibuat tengah menuntut ilmu di UI). Dan seperti yang saya bilang, saya dan Pak M memiliki masalah yang sama. Setahun yang lalu (dari tulisan dibuat) saya ditipu dalam bisnis dan terbelit hutang dalam digit puluhan juta, dan saya single fighter, mama saya tidak bekerja. Tapi semua orang pasti punya masalah yang sama dan lebih besar malah... Adalah tidak adil bahwa kita selalu merasa bahwa masalah kita adalah yang paling berat.




Kebetulan atau tidak, beberapa hari terakhir ini saya sering berkeluh kesah dalam doa kepada Allah SWT persis sama seperti apa yang Pak M keluhkan kepada saya. Tentang bagaimana cara melunasi hutang, padahal rasanya selalu besar pasak daripada tiang. Tentang bagaimana menghidupi keluarga padahal rasanya kita selalu merasa kurang. Tentang bagaimana keinginan yang menurut kita sangat kita perlukan, saking perlunya kita sering menyamakan keinginan tersebut dengan kebutuhan, sehingga sering mengeluh mana janji Allah yang akan memenuhi kebutuhan setiap makhluknya. Padahal sekali lagi, yang menurut kita kebutuhan bisa saja ternyata adalah keinginan, Allah SWT Maha mengetahui, sedangkan kita tidak tahu apa-apa kecuali sedikit.

Lalu terjadilah sesuatu yang lucu, akhirnya saya menjawab keluhan saya sendiri dan Pak M juga demikian. Kita saling memberi jawaban, padahal sebelumnya kita dalam kegalauan dalam keluh kesah yang hampir sama. Ya, bahwa entah bagaimana Allah SWT pasti akan memberikan jalan asal kita berniat baik dan berusaha. Bahwa hari ini pun saya dan Pak M bisa pergi bekerja dan menikmati secangkir kopi pun sudah merupakan rezeki dari Allah SWT. Secara tidak langsung Pak M dan saya sepaham visi tentang hidup. Pemikirannya bahwa hidup itu kertas putih dan kesulitan hari ini hanya cukup untuk hari ini saja ternyata diamini oleh Pak M.

Mudah menulis begini dan begitu, padahal pada kenyataannya jika dihadapi di suatu masalah saya tetap juga mengadu kepada Allah SWT. Dan dibutuhkan sahabat yang sederhana dan tulus seperti Pak M pagi ini yang mau mengingatkan dan diingatkan, bahkan memberi ilmu baru tentang hidup dan agama.

Terima kasih untuk Pak M karena telah mengingatkan saya kembali, semoga Allah SWT selalu mengabulkan dan memberikan yang terbaik untuk Pak M dan keluarga.

(untuk Pak M, i do still pray for you my friend =) )

Be a Strong Sailor


Dear all, saya sangat mengucap syukur bahwa Allah SWT selalu senantiasa memberi saya cobaan dan ujian. Seseorang bijak, guru, sebut saja Capt. E., pernah memberikan kalimat yang sangat membangun, dia berkata “Hey RDM, someone who want to be known as a strong sailor must face a strong wind in the ocean”. Menarik sekalai mengingat dia adalah seorang pilot tapi berfilosofi menjadi pelaut, menandakan betapa besar jiwa dan pengalaman yang dimiliki olehnya. Dan saya sungguh merasa beruntung, Allah SWT memberikan saya seorang mentor, tidak hanya belajar ilmu terbang, tetapi juga bisa menjadi mentor kehidupan yang sangat baik. Meskipun saat ini saya tidak lagi berada di dekat beliau.



Capt. E, terimakasih.. kalimat inspiratif anda membuat saya kembali bersemangat menjalani hidup, dan mulai menulis lagi. Memang lebih mudah saya menulis, harus begini, harus begitu, tapi ketika semuanya hal buruk (baca: ujian Allah) datang serentak, sungguh saya kembali merasa berada di titik terbawah, dan terkadang mengeluh kenapa terus seperti ini. Lalu kalimat dari mentor saya tersebut kembali membuka pemahaman saya.

Adalah karena doa saya menjadi manusia yang berguna bisa jadi Allah SWT terus menerus menguji saya, sampai suatu hari nanti saya kuat. Masalah kehilangan, saya sudah merasakan. Masalah sulitnya menapaki jalan hidup apalagi. Terlilit hutang, sudah. Rugi dalam bisnis, sudah. Ditipu pun sudah. Semuanya hampir sudah, lalu datanglah hari di mana Allah SWT yang Maha Baik menguji melalui wanita yang sangat saya cintai di dunia ini, Ibu saya tercinta. Sungguh terasa berat, But I want to be a strong sailor.

Saya tetap berlayar meski lautan dan angin menolak keberadaan saya. Kh. Abdullah Gymnastiar dengan bijaknya pernah berkata, “Hujan pasti reda. Badai pasti berlalu. Malam pasti akan berganti menjadi pagi. Dan tanda-tanda pagi sudah dekat adalah makin pekatnya gelap malam...” . Ya, ini sudah sangat gelap sekali terasa, saya harus tetap sabar dan tetap fokus berada di jalanNya.

Dear all, apa pernah atau malah anda sedang berada di posisi yang kurang lebih sama? Jika iya, mari kita saling mendoakan dan berjuang bersama.. Allah SWT pasti punya rencana atas segala sesuatu yang terjadi kepada kita. Ada rahasia dibalik rahasia.

Jangan kita menyerah, tidakk ada salahnya kita terus berjuang, sekecil apapun peluang yang terhampar. Daripada menyerah, jauh lebih bermartabat jika kita tak berhenti memberi yang terbaik dalam hidup kita. Lalu lihatlah keajaiban yang akan terjadi, Allah SWT tidak akan meninggalkan kita sendirian, pasti ada jalan.




Mungkin anda semua heran? Kok saya sangat yakin? Kok saya berani bilang begitu padahal saya sendiri dalam kesulitan dan belum menemukan jalan keluarnya? Saya tegaskan sekali lagi Saya Yakin. Ini namanya iman, iman itu harus yakin. Allah SWT tidak akan mengecewakan orang yang beriman. Kita saja sewaktu sekolah sehabis ujian dan naik kelas suka diberi hadiah oleh orangtua kita. Apalagi hadiah dari Allah SWT.


Kembali ke topik, jika saya adalah si pelaut yang kita bicarakan di awal, saya sedang melawan angin, badai, menaklukan lautan saat ini. Dan Allah SWT bersama saya selalu, saya yakin. Pada saatnya nanti saya berhasil menjadi the strong sailor, pasti akan saya tulis kembali. Tentunya bukan bermaksud sombong atau ujub, tapi sebagai bukti bahwa Allah SWT betul menolong hambanya seperti saya, supaya kelak jika anda atau siapapun yang sedang dililit (baca: diuji) masalah sebesar apapun mempunyai semangat yang sama seperti saya saat ini.


Dalam nama Allah SWT, saya akan kuat dan saya tidak akan menyerah,...

Anda Cukup Mengatasi Masalah Anda Hari Ini Saja


Sejatinya hidup ini adalah masalah. Makanya pertama kali manusia lahir langsung menangis. Menangis karena dilahirkan dan harus menghadapi masalah. Mungkin kurang lebih Oeeeee = Tidaaaaaaak.... hahaha...

Mungkin kurang lebih sebagian besar Anda yang memilih membaca judul ini sedang memiliki masalah, apapun itu, percayalah anda tidak sendirian. Setiap manusia lain memiliki masalah. Dan masalah kita bukanlah yang paling berat, yakinlah.

Mungkin ucapan yang paling sering kita dengar adalah “Tenang saja, Allah tidak akan memberikan suatu beban yang tidak sanggup kita selesaikan”, ini benar dan terdengar melegakan, membesarkan semangat kita, tapi pernahkah anda berpikir “aduuuh ini terlalu berat”, “bagaimana besok kalau...”, “bagaimana jika...”, “waktunya tidak akan cukup”, “tidak mungkin saya bisa bertahan”....

Pernahkah anda merasakannya atau selalu? Saya iya. Tapi saya punya jawaban yang akan  saya bagikan di sini... Jika sesuatu sudah terasa amat berat dan merasa semua tidak akan sanggup  saya hadapi, saya mempunyai suatu cara setelah tentunya berdoa dan bersandar kepada Allah SWT....

“Kesulitan hari ini, hanya untuk hari ini”


Itu yang saya ingat, ya, besok akan ada kesulitan tersendiri, dan kemarin tidak akan bisa terulang. Maka hari ini kesulitan akan saya hadapi mau tidak mau, sebaik mungkin meski sulit, seolah-olah besok tidak akan ada. Dan besoknya pun saya lakukan hal sama. Saya hidup di hari ini. Bukan kemarin atau esok. Anda bisa coba sendiri, buktinya sikap mental seperti ini yang bisa membantu saya melewati hari2 selama ini... Tentunya Anda harus mempersiapkan masa depan dan belajar dari pengalaman masa lalu. Tapi saya hanya menyarankan jika semuanya terlihat sulit, cobalah hal ini.

Jika Anda memiliki hutang sangat besar harus bayar seminggu lagi, dan anda sebetulnya yakin hal itu sangat sulit anda tidak akan bisa. STOP! Hari ini ”jatah” kesulitan Anda adalah mencari uang sebanyak mungkin, jangan pikirkan anda sanggup atau tidak, jangan pikirkan, meski ragu jalani. Seminggu masih lama, pikiran tentang “bagaimana kalau Saya nanti tidak bisa bayar” biar saja diri anda yang seminggu lagi dari sekarang yang memikirkan. Anda tidak punya pilihan lain selain melakukan yang terbaik hari ini, dan lihatlah apa yang terjadi ketika kita sudah melakukan yang terbaik, Allah SWT akan menunjukkan kuasaNya. Jangan pusingkan minggu depan, toh belum tentu anda masih hidup 1 jam kemudian dari sekarang.

Lakukan saja yang terbaik yang bisa Anda lakukan hari ini. Berjuang, masalah pasti akan bertambah besar. Tapi jangan tertunduk mengalah, kita adalah pemenang. Dan bila terasa berat, anda tidak perlu berjuang melawan masalah seumur hidup anda, ngapain cape-cape? Anda cukup mengatasi masalah anda hari ini sebaik yang anda bisa saja sudah lebih dari cukup kok.... hehehe


Blacksmith Menempa Baja


Dear all, apakah Anda semua tahu blacksmith? Si pandai besi, si pembuat pedang. Blacksmith akan membakar baja yang padat di api yang panas supaya menjadi leleh. Kemudian baja leleh tersebut akan dituangkan di cetakan berbentuk pedang, dan setelah didingankan jadilah pedang tersebut, meski belum bagus. Supaya sempurna, pedang tersebut sesekali dipanaskan, dipalu berkali-kali supaya sesuai bentuk dan sesekali dimasukkan ke dalam air supaya dingin kembali. Dengan proses panjang, lelah, jadilah sebuah pedang yang bagus.

Apabila pedang tersebut memang teristimewa bagus, bukan prajurit, bahkan bukan ksatria yang akan memakainya. Tetapi sang Raja lah yang memakainya. Ya, Raja selalu memilih yang terbaik. Dan pedang yang terbaik, hanya akan bisa dibentuk dari baja terbaik. Baja yang terbaik, adalah baja yang sangat-sangat berbeda dari yang ada pada umumnya. Lebih keras, lebih sulit dibentuk, sulit dilelehkan. Kalau baja lain bisa dilelehkan dengan api yang sama, tidak dengan baja yang istimewa ini.. ya, dibutuhkan api yang sangat-sangat panas untuk melelehkan baja tersebut.

“Baja terkuat harus ditempa di api terpanas”


Ini adalah pelajaran bagi kita semua. Pernahkah Anda merasa,” kenapa saya harus seperti ini, harus diuji seperti ini, sedangkan yang lain tidak. Bukankah dosa yang dia buat lebih besar daripada saya, tapi kenapa Allah malah memberi dia segalanya sedangkan terus menerus memberiku cobaan?”
Mungkin jawabnya adalah dia yang Anda maksud adalah baja yang pada umumnya, dan anda adalah baja yang lebih kuat dari dia. Sehingga diperlukan api yang lebih panas untuk menempa anda menjadi sebuah pedang yang sangat bagus, lebih bagus dari pada yang lain.

Percayalah tidak ada sesuatu yang terjadi sia-sia. Tetap semangat dan semoga selalu dalam naungan Allah SWT. Kita boleh beristirahat sebentar bila lelah, bersedih sebentar, menangis sebentar, menyesal sebentar atas setiap kesalahan dan kejadian masa lalu. Sebentar saja, lalu menjadi bijaklah. Tidak perlu malu telah berbuat kesalahan selama kita bisa menjadi lebih bijak setelahnya. Isilah setiap harinya minimal ada sekali hal baik yang kita lakukan. Kita sedang ditempa dengan api yang lebih panas, percayalah, bentuk kita akan bagus. 

Siapapun Anda, dimanapun Anda, be strong!

Sabtu, 26 April 2014

The Purpose Driven Life

I live, I die, all with a purpose






Aptitude is what you could become. Attitude is what you do become. Character is your attitudes throughout your life.

Dear all, tidak mudah bertahan dalam karakter yang kita inginkan dan mempertahankan integritas. Seperti beberapa saat ini misalnya, Allah SWT menguji seberapa kuat pendirian saya sebagai seorang manusia dalam mempertahankan karakter dan integritas.

Setiap manusia pasti mempunyai prinsip, yang merupakan cita-cita akan menjadi seperti bagaimana kita ini diingat dan dikenal seseorang. Itu yang dinamakan aptitude, yang merupakan rambu-rambu yang kita tentukan sendiri. Meski menurut norma yang berlaku boleh, bisa jadi kita tidak melakukannya demi prinsip kita dalam hidup.

Setelah kita mengetahui aptitude kita, kita harus menjaga attitude kita. Saya setuju dengan Rene Suhardono, Career Coach yang sangat baik memotivasi dalam tulisannya,  bahwa tidak ada bahasa indonesia yang pas untuk mengartikan attitude. Attitude lebih dari sikap atau perilaku, attitude adalah bagaimana sikap atau reaksi kita setiap segala sesuatu yang terjadi. Jika anda sedang berjalan lalu ada sepeda motor mengebut dan mebuat anda terkena kotoran becek, apa yang anda lakukan saat itu? Saat itulah attitude anda harus anda pertahankan. Jika ingin menjadi orang besar, berjiwa besarlah. Jika ingin jadi pribadi yang biasa, silahkan saja anda boleh marah.

Setelah tahu bagaimana aptitude yang anda inginkan dan anda mengerti attitude yang harus anda jaga, karakter adalah sesuatu yang lebih rumit. Kumpulan attitude dalam kehidupan kita adalah karakter. Saya yakin kita semua ingin memiliki karakter kuat, tangguh, pokoknya yang serba bagus. Jawabnya mudah meski susah dipraktekkan. Ya, jagalah attitude anda. Lakukan yang terbaik pada setiap kejadian, bereaksi lah dengan reaksi terbaik, sesuai dengan rambu-rambu (aptitude) yang telah anda tentukan.

Dear all, bukankah dibutuhkan suatu proses yang panjang dan tidak mudah membentuk karakter? Dan jika anda berhasil membentuk karakter, integritas adalah imbalannya. Apa juga integritas? Apa bedanya dengan karakter? Mudah jawabnya...

Integritas bukan kemunafikan, bukan pamrih, bukan sesuatu yang bisa dibuat-buat. Integritas adalah sesuatu yang dilihat atau tidak dilihat orang kita melakukannya tanpa perbedaan.

Misalkan, anda melakukan ibadah solat lebih khusyu jika berjamaah (baca: dilihat orang) daripada sendirian. Atau justru anda lebih khusyu jika solat dalam kesendirian. Sama saja, integritas yang anda miliki sangat patut dipertanyakan.

Seseorang dengan integritas yang baik akan sama khusyu nya beribadah kepada Allah SWT baik sendiri apalagi berjamaah. Karena dia melakukan sesuatu yang baik bukan untuk kepentingan dirinya, tapi tulus untuk Allah SWT. Ya, dalam setiap integritas pasti terkandung nilai-nilai Ilahi, oleh karenanya seseorang yang berintegritas baik pasti disukai oleh sekitarnya, dan umumnya bermanfaat dan dinanti kehadirannya.

Dear all, dalam hidup yang cuma satu kali ini, apa pernah terpikir bagi Anda, jika Anda meninggal nanti orang yang Anda kenal akan mengingat anda seperti apa? Anda itu orang yang bagaimana? Apa sudah Anda tetapkan prinsip anda? Apa sudah Anda tegaskan attitude Anda dan berusaha membentuk karakter Anda? Apa Anda peduli pada integritas Anda?

Ini bukan jaim, lebih dari itu, kita jaim sama Allah SWT bukan jaim alias jaga image. Misal kita sebetulnya sangat ingin mencuri, sangat ingin berzina, tapi kita tidak jadi melakukannya, karena jaim sama Allah, malu dilihat Allah. Itu namanya attitude yang anda lakukan dalam menahan nafsu layak mendapatkan pahala. Tentu saja efek sampingnya anda akan dianggap seseorang yang berkarakter baik dan berintegritas tinggi oleh manusia lainnya, itu bonus. Tapi kita melakukannya bukan untuk tujuan munafik. Beda bila jaim kepada manusia, Anda mengerti apa yang  saya maksudkan?

Dihidup yang Cuma satu kali ini, saya ingin menjadi laki-laki, manusia yang menjaga karakter dan integritas saya. Mempertahankan nilai-nilai yang banyak orang tidak pedulikan. Karena itu yang akan membuat saya berbeda di hadapan sang Khalik kelak. Boleh saja kita hidup susah, tapi tetap jaga karakter dan integritas kita.

Setuju atau tidak tentunya kembali pada pribadi anda masing-masing. Di hidup yang cuma satu kali ini menurut saya kita semua harus melakukan satu hal yang penting dan bermanfaat besar. Bahkan beberapa tahun yang lalu seorang sahabat pernah berkata, “Mas, manusia punya prinsip itu bagus, tapi keluarga kamu nantinya mau makan pakai apa?”, saya menjawab, “Kalau prinsip bisa saya taruh di piring, ya makan prinsip”. Duhai Sahabat yang baik, alhamdulilah sampai detik ini saya masih bisa membuktikan kepadamu bahwa hanya untuk sesuap nasi manusia tetap bisa berprinsip dan bermimpi apapun resiko dan konsekuensinya, karakter dan integritas kembali adalah hadiah yang didapat bagi setiap manusia yang berani memiliki prinsip.

Semua rezeki adalah kehendak Allah, orang baik dan orang jahat tetap diberi rezeki olehNya, maka kenapa kita tidak memilih jadi orang baik saja? Kalau kita bisa hidup dengan meninggal kelak dikenal dengan pribadi besar dan memiliki karakter serta integritas, kenapa harus hidup biasa saja?

Maka saya memilih membangun karakter saya di usia dini dan mempertahankan integritas saya sampai titik darah penghabisan. Anda?

Titik Terbawah

Dear all, apa Anda semua mengenal Bruce Wayne? Pada film Batman Begins si Bruce Wayne kecil terjatuh pada suatu sumur kering yang ternyata di dasarnya adalah gua yang sangat tua dan dihuni oleh banyak kelelawar. Bruce sangat ketakutan sekali. Lalu datang ayahnya Bruce memakai tali turun ke dasar sumur menyelamatkan anaknya. Ayah Bruce memeluk anak laki-lakinya dan mulai bergerak ke atas. Bruce kecil hanya bisa memeluk ayahnya ketakutan.

Pada tulisan saya kali ini bukan membahas bagaimana menghadapi rasa takut, tapi sesuatu yang lebih besar. Menghadapi kejatuhan. Kembali pada si Bruce Wayne kecil yang kini telah berada di kamar dan diobati lukanya oleh sang ayah yang kebetulan adalah seorang dokter. Dengan bijak sang ayah berkata, “Why do we fall Bruce?”, si Bruce wayne kecil hanya menatap ayahnya, “So we can learn how to pick up ourselves to the top again” lanjut ayahnya.


Dear all, hal yang sama terjadi pada percakapan Kresna dan Antareja di dalam novel Antasari & Antareja karya Pitoyo Amrih, salah satu penulis yang baik dalam tulisan dan kehidupan sehari-harinya. Di saat itu Kresna ditugaskan bangsa dewa untuk membunuh Antareja, keponakannya sendiri, demi terjadinya keseimbangan dalam perang Baratayudha, perang antara Pandawa dan Kurawa, Kebaikan vs Kejahatan.

Sebagai seorang paman, Kresna tentulah tidak ingin membunuh keponakannya sendiri, dia sungguh dalam dilema besar. Apalagi Kresna baru saja mendapati anak kandungnya terbunuh oleh anak angkatnya sendiri, yang kemudian dia bunuh sendiri karena tak kuasa menahan amarah. Lalu kini haruskah dia membunuh keponakannya sendiri meski ini adalah tugas dari bangsa dewa sekalipun??  Tapi jawaban Antareja sungguh mengejutkan Kresna, dia bersedia.

Lalu sebelum Antareja memilih jalan kematiannya dan menjadi debu, dia berujar kepada Kresna, mengobati kesedihan Kresna yang dalam keadaan dilema. Kurang lebih seperti ini,  “Menurut saya, apa yang Uwa Prabu Kresna hadapi sekarang adalah sesuatu yang kusebut titik terbawah.”, Antareja melanjutkan “Setiap insan memerlukan titik terbawah, supaya bisa melihat dimana seharusnya dia berada”

Dear all, pelajaran yang sangat banyak bisa kita ambil dari dua penggal kisah diatas. Seterpuruk apapun kondisi dan keadaan kita hari ini, sekali lagi adalah ujian atas kehendak Allah SWT supaya kita bisa menjadi manusia yang lebih baik. Jika kita ingin menjadi pribadi yang tegar, yang besar, kita pasti akan mengalami kejatuhan, mengalami titik terbawah. Dimaksudkan agar kita bisa mengambil pelajaran untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik. Setelah kita jatuh,kita akan berusaha kembali  ke ketinggian sebelum kita jatuh, keadaaan normal kita. Setelah itu kita akan berusaha mencapai ketinggian yang kita selama ini tuju, cita-cita kita. Semakin besar cita-cita kita, tidak ada salahnya kita terjatuh ke lubang yang agak lebih dalam dibanding yang lain. Karena dari sana kita punya bekal, bagaimana cara kita naik kembali,bagaimana cara kita mecari pijakan demi pijakan dan mengatas kelelahan jasmani dan rohani (fisik dan psikologis).


Seperti Pitoyo Amrih bilang dalam karakter Antareja, kita semua butuh titik terbawah. Ketika kita berada di atas, kita sering terlena, sehingga kita tidak memiliki motivasi untuk menjadi lebih baik lagi berbuat lebih banyak lagi, bahkan kita kadang lupa dengan tujuan kita, karena kita merasa sudah cukup dengan apa yang ada. Dengan berada di titik paling bawah, kita bisa melihat ternyata kita masih sangat jauh dari tempat kita terlena dengan apa yang sudah kita capai, apalagi dari tempat yang kita tuju.

Sudah menjadi kodrat manusia untuk merasa lupa, dan kadang Allah SWT berlaku sangat baik dengan mengingatkan kita dengan mendorong kita terjatuh kepada titik terbawah dari kita. Kehilangan orangtua, bangkrut, dipecat, dan sebagainya.

Dear all, mari kita berhenti bersedih karena kita jatuh ke lubang yang dalam dan gelap, mulailah meraba, cari pijakan pertama, dan mulailah bergerak naik. Tidak ada salahnya kita mulai lagi dari pijakan pertama. Kehidupan yang penuh kesalahan tidak hanya lebih berguna dan lebih baik daripada kehidupan yang tidak melakukan apa-apa, selama kita menjadi lebih bijak atas setiap kesalahan yang kita perbuat, kita tidak perlu malu. Lebih baik orang yang mau berusaha naik lagi setelah terjatuh dan setelah sesampainya di atas dia mencegah orang disekitarnya untuk jatuh ke lubang yang sama, daripada orang yang hanya tersedu menangisi kejatuhannya berharap ada orang datang menolongnya dari atas sana.

So.. Lets...

Profesional 1



Di kesempatan ini ingin saya membicarakan tentang profesionalitas. Agama yang saya dengan bangga mengakuinya, Islam, Allah SWT sangatlah menjunjung tinggi keprofesionalan.

Allah SWT menyeru kita untuk menunaikan solat 5 waktu. Bahkan lebih diutamakan tepat waktu nya. Ini profesional. Apabila Anda adalah seorang pekerja atau karyawan (sama seperti saya saat ini, detik ini) bila Adzan berkumandang, mungkin tidaklah profesional bagi perusahaan anda bila anda meninggalkan pekerjaan dan menyegerakan solat. Tapi percayalah,TINGGALKAN dan BERSEGERALAH SOLAT.

Sedikitpun anda tidak akan rugi. Saya Jamin.

Pernah mendengar istilah kalau kita ingin bisa mengendalikan orang lain maka kita harus bisa mengendalikan diri sendiri? Itulah profesional menurut saya. Sebelum kita menjadi profesional bagi orang atau pihak lain (baca : perusahaan, dll.) maka kita harus lah profesional dengan pribadi dan kehidupan kita sendiri. Perusahaan, orang lain, siapapun, tidak bisa menjamin kehidupan anda. SAYA JAMIN. Hanya Allah SWT lah yang bisa.

Teringat seorang teman baik saya di perusahaan di 2009 tempat saya bekerja dulu, dia mengambil keputusan sulit, yang menurut sebagian pihak tidak profesional. Tapi menurut saya dia profesional dalam kacamata berbeda. Saya pribadi mendukung dan mendoakannya.

Saya tidak akan membahas jauh dan panjang lebar, tapi siapapun Anda, bersikaplah profesional. Jangan menjadi pribadi yang tepat waktu datang ke kantor, tapi telat memenuhi panggilan Allah. Inipun berlaku untuk pribadi saya. Jangan sampai anda bisa tersenyum dengan atasan atau klien, menjaga tetap senang suasana hati mereka dan memuaskan mereka, tapi dengan keluarga sendiri anda pulang marah-marah atau kecapekan lalu tidur.

Jika anda seperti itu, anda memang profesional, bagi perusahaan anda, tapi anda tidak profesional sebagai jati diri.

Dear all, marilah kita sama-sama instropeksi dan belajar menjadi profesional. Menjadi manusia harus memiliki dampak. Setidaknya satu kali dalam hidup kita ini kita bisa berdampak bagi yang lain. Setidaknya ada niat kita untuk ke sana.

Bagi semua pihak tentu ada pro kontra. Ketika kita memutuskan sesuatu yang baik bagi kita, belum tentu baik bagi beberapa pihak yang lain. Tapi itulah hidup. Nabi Muhammad SAW saja yang manusia paling sempurna yang pernah ada di muka bumi ini banyak yang kontra, apalagi kita yang 'cuma' manusia biasa? hehehe

Berbesar hatilah, dan jangan lelah menabur kebaikan
Allah Hafiz

Hidup Ibarat Kertas Putih


Hidup itu Kertas Putih




Menarik mengingat kembali apa yang terjadi pada beberapa tahun lalu, waktu itu saya bergabung dalam suatu komunitas bisnis. Waktu itu ada seorang mentor, pengusaha dari Jakarta, pola pikirnya sangat menarik, meski layaknya setiap mentor yang datang tujuannya sama, memotivasi, meyakinkan setiap yg hadir bahwa mereka bisa jadi pengusaha, tapi ada satu kalimat yang berbekas...

“Hidup itu seperti kertas putih”

Kertas putih itu adalah waktu, modal untuk setiap manusia yang diberikan oleh Allah SWT. Kumpulan kertas itu disusun menjadi satu buku pada tiap manusia, adalah umur yang dihadiahkan untuk setiap manusia oleh Allah SWT. Hanya Allah SWT yang mengetahui seberapa tebal buku masing-masing manusia yang baru saja terlahir, tapi karena keadilanNya semua kertas di dalam buku itu  kosong, putih..
 Setiap tindakan yang kita lakukan adalah tulisan dari guratan pena, yang otomatis terulis pada kertas putih itu,.. hanya saja tidak ada penghapus atau tipe ex untuk menghilangkan tulisan tersebut. Lalu di akhir hidup kita, ketika sudah tidak ada lagi kertas kosong di buku untuk ditulisi, maka itulah akhir dari umur penulisnya. Buku itu kemudian diserahkan kepada yang memberinya diawal kehidupan, Allah. Allah memeriksanya, bahkan kalau berkehendak akan menghapus kejelekan penulisnya, atau menambahkan berkali kali kebaikan yang dilakukan, sungguh Dia Maha Berkehendak, untuk kemudian diputuskan penulisnya layak memasuki surga ataukah neraka.



Karena sifat Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang, Dia selalu menjawab “iya” untuk setiap guratan pena di kertas putih itu. Contoh jika A adalah Allah dan M adalah apa yang manusia tulis di kertas putihnya ...
M : Ya Allah aku ingin malas -------------- A: Ya
M : Ya Allah aku akan mencuri ----------------- A: Ya
M : Aku ingin kaya ----------------- A : Ya
M : Aku tidak mungkin kaya --------------- A: Ya




Maksudnya Allah berkata Ya adalah Dia membiarkan hal itu terjadi, terbayangkah betapa besarnya kasih sayang Allah?? Bahkan untuk perbuatan yang tidak disukaiNya pun Allah SWT masih tetap berkata Ya. Subhanallah.
 Allah SWT Maha Berkehendak, tidak akan ada satu nyamuk pun yang akan menggigit tanpa seizin kehendakNya. Dan kita pun tak akan mungkin bisa memukul nyamuk tersebut dan membunuhnya jika Allah tidak mengizinkan hal tersebut terjadi.


Anda bisa menulis, ingin baik atau jahat. Sukses atau tidak,  bahkan mati sekarang bunuh diri atau menunggu takdir yang ditentukan (baca: menunggu kertas putih dalam buku habis). Kalau Allah tidak menyayangi manusia, sebelum anda mencuri, tangan anda pasti sudah terpotong, sebab itu jahat. Kalau anda tidak ibadah, mungkin sesuatu yang buruk selalu terjadi. Jika anda melakukan hal yang Allah tidak suka anda akan langsung dihukum. Tapi sekali lagi Allah sangat menyayangi sehingga membiarkan kita memilih, meski pilihan kita menimbulkan dosa. Bahkan disaat ada seseorang memutuskan mengakhiri hidup dengan menusukkan pisau ke jantungnya misalnya, padahal kertasn putihnya belumlah habis (baca: ingin mati sebelum waktu yang telah ditentukan). Demi Allah, jika Allah tidak peduli dan sayang pada manusia, pisau itu seberapa tajamnya tidak akan bisa menembus kulit dan menghentikan jantung. Justru karena Allah menyayangi kita, membiarkan kita memilih, pisau itu akan menembus jantung dan orang itu akan mengakhiri hidupnya saat itu, hanya karena Allah sayang Dia membiarkan pisau itu bisa menembus kulit. Meski sesudahnya Allah akan melipatgandakan tulisan di kertas putih sisanya dengan keburukan semua, sehingga orang tersebut harus menebusnya di neraka kelak.

Tapi jangan lupa, sekali lagi kadang kita telah menulis sesuatu tetapi tidak terjadi. Ada yang tidak terjadi, dan ada yang belum terjadi. Sebab sungguh tiada daya dan upaya kecuali semua terjadi atas izin Allah SWT.
Tetapi pada dasarnya, kita manusia dibekali seperti dalam konsep kertas putih ini. Allah yang Maha Baik tidak pernah memaksa, membiarkan kita memilih. Mau itu baik atau benar kita dibiarkan memilih. Kita diberi kesempatan, diberi hak, diberi kesempatan merasakan, bahkan boleh bertobat. Sebab pada dasarnya neraka diciptakan bukan karena Allah pilih kasih terhadap manusia. Allah SWT ingin mengingatkan manusia untuk bertobat supaya kelak bisa masuk surga.. Kebebasan yang bertanggung jawab., sungguh karunia besar dariNya untuk kita.


 Maling, Polisi, siapapun kita diberikan kertas putih karena Allah SWT sangat menyayangi kita, subhanallah.



Maka kalau begitu Ya Allah... saya ingin menulis menjadi orang sukses, orang baik, orang besar yang berguna bagi banyak manusia, saya ingin masuk surga, saya ingin menikah dan punya keturunan dan kehidupan yang baik bahagia sejahtera............ kabulkan proposalku ini ya Ya Allah Ya Hafiz?? Amin.



Bagaimana dengan proposal Anda?